Dependensia manusia dengan alam
Alam merupakan sumber kehidupan bagi makluk hidup yang hidup di sekitarnya, dan seakan makluk hidup yang menjadi konsumen dari alam di manjakan oleh produsennya. Apalagi di Indonesia yang kekayaan Alamnya melimpah ruah, tentu kemanjaan tersebut akan semakin melelapkan makluk hidup di dalamnya.
Selain hewan, manusia adalah konsumen terbesar kedua setelah serangga yang menkonsumsi hasil dari alam. Manusia mengolah dan membudidayakan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari pangan, papan dan sandang, yang akhirnya dari waktu ke waktu semuanya menjadi suatu system yang saling ketergantungan, atau dependensia system.
System tersebut menjadi sangat mengakar dan berkelanjutan, antara manusia dan alam sekitar ada saling ketergantungan. Di mana keduanya dapat disebut dengan hubungan mutualisme.
Jika dilihat pada Praktikum Mata Kuliah ekologi Manusia yang di laksanakan di Kecamatan mojogedang desa sewurejo, dengan cara mewawancarai petani di sekitar desa tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan, bahwasanya ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya sangat tinggi. Dimana petani mengelola dan membudidayakan alam untuk kebutuhan sehari-hari. Lahan garap sawah menjadi prioritas utama yang dipandang hasil produksi sawah adalah konsumsi pokok masyarakat atau penduduk disekitar kecamatan serta desa tersebut.
Hubungan timbal-balik terjadi saat petani mengelola lahan produksi. (sawah, lahan, tegal, pekarangan dan lain-lain), dimana petani memberikan hal terbaik untuk lahan dan tanaman serta alam pada khususnya, dan alam memberikan apa yang di butuhkan manusia, dalam hal ini adalah petani.
Manusia tidak bisa hidup tanpa alam, karena semua yang di butuhkan manusia sudah tersedia oleh alam, oleh karena itu kenapa manusia sangat tergantunb sekali oleh alam di sekitarnya. Tapi tanpa di sadari manusia telah merusak sesuatu yang menghidupinya, yang meyediakan pangan, papan dan sandang, meningkatnya CO2, gas-gas emisi yang di keluarkan dari asap kendaraan, pencemaran lingkungan hidup, dari udara tanah hingga air.
No comments:
Post a Comment