Sunday 21 November 2010

Life Fluktuation

Hening sejenak dalam hingar bingar dan lalu lalang kota. Berjalan sendiri tanpa arah kemana dan bagai mana ku harus berjalan. Tidak seperti biasa ku menjadi mati, lamban dan pasif. Tidak ada gejolak, semangat dan harapan akan sebuah asa. Semua menghilang dalam sekejap saja.

Seperti terperosok jauh dalam ke dalam jurang yang curam. Berusaha berdiri dan merangkak untuk naik, namun selalu saja terjatuh dan terjatuh lagi.

Dalam keputus asaan ini, bayangan gelap menghantui. Ku telah dikuasai oleh pikiran ku sendiri. Terlalu kuat, masalah sugesti dan ku lengah dengan hal itu.

Motivator adalah sebuah tugas yang ringan, namun tidak ringan jika yg di motivasi adalah diri sendiri. Apalagi masalah yang tak berakar.

Save me God. .

Life Fluktuation

Hening sejenak dalam hingar bingar dan lalu lalang kota. Berjalan sendiri tanpa arah kemana dan bagai mana ku harus berjalan. Tidak seperti biasa ku menjadi mati, lamban dan pasif. Tidak ada gejolak, semangat dan harapan akan sebuah asa. Semua menghilang dalam sekejap saja.

Seperti terperosok jauh dalam ke dalam jurang yang curam. Berusaha berdiri dan merangkak untuk naik, namun selalu saja terjatuh dan terjatuh lagi.

Dalam keputus asaan ini, bayangan gelap menghantui. Ku telah dikuasai oleh pikiran ku sendiri. Terlalu kuat, masalah sugesti dan ku lengah dengan hal itu.

Motivator adalah sebuah tugas yang ringan, namun tidak ringan jika yg di motivasi adalah diri sendiri. Apalagi masalah yang tak berakar.

Save me God. .

Life Fluktuation

Hening sejenak dalam hingar bingar dan lalu lalang kota. Berjalan sendiri tanpa arah kemana dan bagai mana ku harus berjalan. Tidak seperti biasa ku menjadi mati, lamban dan pasif. Tidak ada gejolak, semangat dan harapan akan sebuah asa. Semua menghilang dalam sekejap saja.

Seperti terperosok jauh dalam ke dalam jurang yang curam. Berusaha berdiri dan merangkak untuk naik, namun selalu saja terjatuh dan terjatuh lagi.

Dalam keputus asaan ini, bayangan gelap menghantui. Ku telah dikuasai oleh pikiran ku sendiri. Terlalu kuat, masalah sugesti dan ku lengah dengan hal itu.

Motivator adalah sebuah tugas yang ringan, namun tidak ringan jika yg di motivasi adalah diri sendiri. Apalagi masalah yang tak berakar.

Save me God. .

Sunday 14 November 2010

Pemuda dan Indonesia

Sejarah bangsa ini tidak bisa lepas dari peran pemuda yang selalu gigih memperjuangkan kebangkitan bangsa, lihat saja bung Tomo, Ahmad Dahlan, Soe Hok Gie sampai dengan era reformasi yang meluluh-lantahkan kerajaan Soeharto (Orde baru-red).
Seakan pemuda di negeri ini bersatu untuk kemajuan bangsa, dengan segenap pemikiran serta tenaga mereka agar kehidupan bangsa di seluruh lini dapat menyentuh kemakmuran.
Pemuda desa dengan segala kekurangan sarana dan prasarana serta teknologi dapat survive dengan pergerakan memajukan desanya, dari segi ekonomi maupun non-ekonomi.
Saling bekerja sama antara kaum muda dan golongan tua agar dapat meningkatkan kesejahteraan.
Berbeda halnya dengan kondisi sekarang, dimana pemuda lebih bersifat hedonis dan apatis. Lihat saja gaya hidup para remaja sekarang ini, dimana kesenangan sesaat menjadi kiblat hidup, cara-cara praktis menjadi mode dan materi serta kemewahan menjadi menu sehari-hari.
Basis-basis pergerakan yang bersifat educative terkubur bersama lapuknya jalanan tua. Acuh terhadap bobroknya kepemerintahan, moral serta lingkungan yang menjadi tandus. Alih-alih menjadi pengayom, golongan tua malah menjadi satu dan penyumbang terbesar kerusakan bangsa.
Lalu apa yang kita harapkan dari mereka, yang tertidur lelap saat rumah mulai terbakar, yang duduk pasrah saat ditindas, yang menjadipenonton atas kerasnya hidup dan mereka yang belajar pagi dan malam hanya menjadi budak hedonism.
Bukan besok atau nanti, mulai hari ini dan seterusnya.., pemuda menjadi tulang punggung kemajuan bangsa, menajdi barisan terdepan dalam perjungan. Bukan dengan pedang juga bukan dengan senapan berlaras panjang, tapi dengan keringat yang berkobar bersama dalam meraih asa.

Lakukan apa yang kita senangi, yang menjadi hobi, tekunilah hal tersebut lalu kembangkan, agar merah putih dapat berkibar di dada mu kawan

Saturday 13 November 2010

Aku dan HmI

April 2007 dalam sebuah tempat yang tentu saja sentero kota solo mengetahui,
Tawang-mangu,
ya villa belakang pasar tawangmangu.
Saya tidak akan mengira perjalanan dunia kemahasiswaan akan dimulai ditempat ini.
Menjadi bagian dari suatu salah-satu organisasi terbesar di bangsa ini,
yang lahir di tanggal 5 februari 1947, tepat dua thun setelah Indonesia merdeka. Ya….di tempat inilah semua bermulai.
Tiga hari mengikuti Basic training yang di adakan salah-satu komisariat di Cabang solo,
berdiskusi,
debat
serta menguras pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai kesepakan baru dalam pengetahuan agama, keindonesiaan dan kemahasiswaan.

Setelah berjalananya waktu…., melihat kondisi komisariat yang menjadi naungan ku belajar organisasi seperti kapal tua yang di tinggal nahkodanya,
berhenti dan berkarat.
Akhirnya ku berinisiatif mengambil alih semua wewenag dan tugas nahkoda kapal tua ini ini agar tetap berbgerak dan menjadi manfaat untuk umat.
Bersama lima anggota golongan tua, kami mendirikan tempat baru……
Namun dalam bebrapa bulan kedepan, golongan tua mulai cabut dari kampus, tinggal diri ini sendiri sapi. Berbekal semangat, optimis, keyakinan dan harapan….. naik-turun semangat selama tiga tahun menjadi nahkoda kapal, selama itu pula ku belajar menjadi seorang pemimpin yang mampu memotivasi dirisendiri dan tetap berjuan untuk kapal ini.
Lepas dari itu, pada tahun 2009 awal jika tidak salah, intermediate training tingkat nasional juga sudah terlaksanakan. Pada tahun yang sama pula, satu persatu anggota bertambah at last akhir tahun lepaslah menjadi nahkodakapal..........

selamat tinggal kawan...bawalah nahkoda ini berlayar seauh mungkin...berilah manfaat untuk umat.....

Sesalku

Aku hidup ditengah-tengah masyarakat dari sebuah bangsa yang acak adut.

Dimana UU dan peraturan digunakan hanya untuk melanggengkan kekuasaan dan Hukum yang diperuntukan untuk masyarakat bawah. . .

Uang, wanita dan materi sudah menjadi hal yg lumrah untuk dijadikan tujuan pendidikan, dengan cara apapun. .

Agama digunakan sebagai alat membenarkan diri. .

Topeng-topeng berserakan dalam wadah kemunafikan..

Si-kaya menjadi penonton derasnya kucuran kringat si-miskin. ,

dan bodohnya lagi, semua "nrimo" dengan keadaan.

mati untuk berfikir dan bergerak demi masa depan. Formalitas menjadi tujuan hidup dalam bertindak.

Aku takut akan masa depan anak-anak ku nanti, bermain dengan busuknya lingkungan bermainya.