Wednesday 15 January 2014

Monday 9 April 2012

beautiful ghost

kau selalu bertanya...,
aku dengan siapa sekarang..,
melihat kegelisahan ku...,
kau juga bertanya.., aku kenapa....
pertanyaan yang kadang membuat ku membanting kepala ke palukan mimpi
memejamkan mata dan menghela nafas panjang
kau juga selalu bertanya, apakah aku masih bertahan
dengan semua yang ku lakukan satu tahun terakhir ini
dan aku tidak akan pernah menjawabnya
karna jika kau tahu, aku ingin sehari saja mengusir mu dari ruang-ruang pikiran ku
sehari saja untuk tidak membuat mu ada di selaput mata
sehari saja untuk tidak membuat pesan-pesan kecil untuk mu

seberapa banyak nama mu ada di kepala kecil ini
yang di sangga dengan badan yang tidak kalah kecilnya
namun kau begitu besar masuk dalam rongga-rongga selaput otak
sehinga neoron akan di penuhi kau dan kau

kau seperti hantu
yang memenuhi ketakutan-ketakutan
dalam imajinasi liar tak beraturan
namun kau hantu yang cerdas
membuat ketakutan-ketakutan yang luar biasa
membuat ku takut tidak akan melihat mu lagi
membuat ku takut kehilangan motovasi terbesar ku

kau
disengaja atau tidak, bertendensi atau tidak
semua seperti tusukan yang menghujam kepada ku
dulu aku masih berdiri kokoh saat jauh dari mu
dan kau membuat ku jatuh dalam satu sentuhan saja

siapa kau
yang membuat ku selemah ini secara tiba-tiba
namun juga membuatku kuat secara spontanitas
kau menjadi alasan terakhir ku untuk terus melangkah,
sekaligus menjadi alasan terakhir ku untuk tidak bergerak sama sekali

kamarin lalu aku masih berfikir
bahwa aku adalah orang yang kuat, yang tidak mudah jatuh pada perempuan manapun
karena ukuran kecantikan, kecerdasan, keanggunan dan semuanya menjadi tolok ukur pria
Bukan menjadi alasan ku untuk mencintai seseorang
tapi kau datang dengan sedikit keserhanaan
yang membuat ku ingin bersanding dengan mu

"anda berada di samping saya, dan mengungkapkan kegundahan hati
segelas kopi dengan beberapa makanan ringan tersaji di meja
malam kian larut...
namun tidak dengan keadaan anda. . .
pikiran anda masih terlampau pagi untuk menghadapi malam
tidurlah bersama ribuan bintang malam ini, yang akan menemani mimpi hingga kau terga kembali di terbitnya fajar..aku masih disini menjaga mu..."

Saturday 10 March 2012

aksi = bukan solusi

Terlalu banyak permasalahn yang terjadi di negri ini. Dari yang besar sampai masalah kecil yang terjadi di kasta paling kacil, seperti jamur yang berkembang di musim hujan. Terlalu kompleks memang, saya pikir siapapun presidennya, jika tidak lebih cerdas dari Habiebie, percuma saja. Butuh waktu yang lama agar bangsa ini, khususnya masyaraktnya sebagai motor gerak menjadi lebih arif dan bijaksana. Self of belonging yang masih rendah, tingkat pendidikan yang tidak merata, berakibat pada pembangunan dan kesadaran akan kebutuhan  yang masih rendah.

Dalam beberapa hari ini, kita kembali dikejutkan dengan isu naiknya BBM yang akan di mulai awal april mendatang. Teringat katika tahun kenaikan BBM menjadi Rp. 5000, saya dan bebrapa kawan dari lintas pergerakan berduyun-duyun ke depan kantor wali kota, meneriakan ketidak setujuan atas kenaikan BBM. Tapi setelah itu, apa yang terjadi, BBM masih tetap naik, dan rakyat masih tetap menderita karena semua bahan pokok ikut-ikutan melonjak.

Pada era soekarno, lebih tepatnya era Soe Hok Gie, aksi adalah batu tapal perjuangan mahasiswa. mereka melihat pengakaran penguasa yang berakibat korupsi di tubuh pemerintah. Idealis mereka menggerakan kaki-kaki usang mahasiswa, untuk menjadi corong bagi rakyat, kaum termaginalkan, terpinggirkan, sebagai budak jaman. Itu dulu, dulu sekali ketika hanya itu untuk mengingatkan penguasa menjalankan tugasnya sebagai kepala negara, mengayomi dan menjalankan UUD 45 dengan benar. Itu dulu, ketika ilmu pengetahuan masih dimiliki segelintir orang, dimana penelitiab-penilitian belum berkembang seperti pada saat ini.

Kaum muda adalah harapan suatu bangsa, mereka mempunyai peran penting sebagai punggung kemajuan. Namun yang menjadi pertanyaan, seberapa peduli pemuda kepada bangsanya...
hanya segelintir orang, yang mau ikut berperan dalam pembangunan, pergaulan yang membenarkan segala kesenangan dan kepuasan menjadi kiblat tersendiri...
ini apa kawan-kawan
bahkan pejuang penurunan tahta rezim rde baru, yang mewariskan aksi pasca reformasi.,
mendadak dalam kurun waktu beberapa tahun terahir ini sudah tidak di anggap seksi danmememcahkan masalah
seperti apa yang terjadi di masyarakat, masih tetap menderita walau aksi digelar
bahkan pasca reformasi, masyarakat semakin menderita,
bahan pokok melonjak tidak terkira tinggi
panasnya politik mempengaruhi stabilitas ekonomi
banyak saham-saham dari investor yang di tarik kembali, karna alasan keamanan dan belum stabilnya keadaan politik di dalam bangsa

seperti apa yang sudah saya post, bahwa yang saya tahu aksi mempunyai alur tersendiri
pengawalan isu dengan diskusi dan penelitian
sampai penyempaian aspirasi dengan baik...mulai dengan pertemuan secara lembaga, penyadaran masyarakat, samapai yang paling terakhir pada aksi turun ke jalan

Aksi bukan satu-satunya jalan keluar
kita bisa lebih bermanfaat dengan memberi jalan keluar alternatif bagi masyarakat...
harga BBM naik tidak bisa di toleril
karena memang konsumsi masyarakat kita sudah jauh melampui priduksi dalam negri
turun kebawah, membantu dalam hal nyata
itu jauh lebih tepat sasaran dari pada berteriak kepada pemimpin yang sudah tidak mau mendengar aspirasi

Kibaran hijau-hitam dalam kenangan


Kibaran hijau-hitam dalam kenangan
9 maret 2012
01.14






Sekarang..
Aku berhenti berlari
Bukan karena aku benci untuk lelah
Bukan juga karena jalan yang tak pernah datar
Namun, memang inilah saat yang tepat untuk berhenti

Banyak yang akan ku rindukan
Saat kita berteriak bersama
Salam semangat perjuangan hijau-hitam
Meneriakan simbol-simbol kesengsaraan
Pencidraan kemanusiaan oleh kepentingan-kepentingan
Ku rindukan iklim diskusi dengan kaum yang tidak pernah lelah
Tidak pernah lelah menajamkan pemikirannya
Filsuf muda Y.81

Kenangan itu menggelora kawan..
Saat aku dan anak-anak ku melihat generasi muda
Melakukan seperti apa yang kita lakukan tempo dahulu
Itu kita kawan, bertahun-tahun lalu
Semangat yang membara merobohkan tembok besar sebuah rezim jaman

Aku akan tetap di sini
Menepati kursi yang sama
Dengan dunia yang berbeda
Hijau-hitam akan selalu menjadi bagian
Dalam kenangan bersama kalian,
Pejuang yang mengisi reformasi
Deokrasi yang belum tegak berdiri

Tuesday 14 February 2012

puisi HMI Cabang Surakarta (di buang sayang)

NASKAH ANTOLOGI PUISI
PPA HMI CABANG SURAKARTA 2007-2008
Sekolah Kader I (28 Maret 2007, Mabes HMI Cabang Surakarta)

"untittle"
Lelah Hati saat tidak bertemu
Bertindak dengan merangkak
Temukan cahaya terang di sana
Sujudku dalam Islam
Bunga surga taburkan wangi
hiasi bau istanaMu
bagai insan yang tak mengerti
naungan dalam kebodohan
apa tujuan hidup
mengapa harus ada kehidupan
siapa yang tahu…
siapa yang peduli…
tak ada…
Iman dan Islam
Slalu dalam hati
Bersyukur
Dengan menyebut namaMu
Jika tak ada neraka dan surga
Apakah kita tetap menyembah
Taat pada Allah dan Rasulnya ?
(Rama Aulia, Komisariat Pertanian)

“Gundah”
Dalam sendiri ku terdiam
Dalam diam ku termenung
Dalam renungan ku terisak
Dalam isak ku-sebut namaMu
Jiwaku terjema gelisah
Rindu berbaur dalam rasa
Aku meratap
Meratap dan meratap
Menembus lorong imajinasi
Akankah rindu ini terobati?
Layaknya luka yang terkena betadine…
kehadiranMu lah yang ku tunggu
miss U Allah….
(Kusumandita Gilar Prawista, Komisariat Fisip UNS)
Tuhan…leraikanlah dunia
Yang menghias dalam hidupku
Karena disitu tidak kumampu
Mencinta dua cinta…
Itu saja…
(anonym)

“Kapan”
Kemarin aku berpikir mengapa aku..
Saat ini kurasakan aku bersaksi
Mungkin besok ku lukis pada
Permukaan dunia kegelapan hampa
Aku bertanya mengapa?
Akankah kaki tenggelam, sendirian
Dan tunjukkan aku hidup bersama
Dan yakinkan untuk terus menapak
Hingga lumpuh dan terburai
(IMS, Mabes HMI Ska) 

“Berhenti Berjalan”
Aku memutuskan Untuk berhenti berjalan
Karena aku akan berlari
Kian meriak darah juang ini
Kian berdebar keras detak jantung ini
Aku tidak akan menyerah
Hingga waktu menghantamku jatuh
Aku hanya ingin terbang …
Jiwa ini ingin terbang dengan sayap-sayapnya yang putih..
Hingga waktu menghantamku jatuh…
Aku tidak akan pernah menyerah…
(Eka Nada Shofa Al Khajar)

“Kenapa”
Kenapa harus Saya?
Kenapa bukan mereka, bukan ini, bukan itu
Mana benar, mana salah
Berjalan sesuai mau Dia
Kadang tak pernah ku mengerti
Sampai kini ku tak mengerti
Tak pernah mau ku ikuti aturan
Tapi itu harus ku lakukan
(Sulistiyowati, Wasekum Eksternal)
Kebohongan terbesar kita adalah saat berpikir
Hati kita telah menanam akar dan batang keyakinan
Manakah yang lebih kita yakini?
Kebohongan maslahat
Atau keyakinan laknat
Demi waktu
Dan kita telah berputar dua puluh lebih purnama
Pada Dzat agung
Muasal dan kembali
Akankah menjadi jalang di jalan-jalan
Di lapang-lapang
Di relung-relung
Dan diantara semesta dan kuasa moksa
Karena apa
Ada kemungkinan
Mungkin memang menjadi ada karena
Yang tiada adalah tak ada
(Rahmad Winarto)

Dirimu.
Kebingunganku saat memanggil
Karena tak ada yang memanggil
Kebingunganku saat mendengar
Karena tak ada yang didengar
Kebingunganku saat memaling
Karena tak kenal wajahmu
Kekeringanku
Karena semua rakus kikis
Mana yang ada bentuk
Tapi bukan ada ruang waktu
Mana yang ada singgasana
Tapi bukan kuasa dan kepentingan
Mana yang ada menghitung
Tapi bukan alat ukur
Mana yang ada perintah
Tapi bukan butuh untuk
Mana yang ada wajah
Tapi bukan nyata dan bukan tidak nyata
(Rahmad Winarto)

“Pohon dan Akar walaupun”
Sulit sebab
Mengakar akar akal
Susah sebab
Memetik akar-akar
Jika menanam adalah hakikat
Maka pohonnya ilmu
Dan buahnya bukan karena
Kita menanam
Walaupun
Bukan karena
Sebab buahnya adalah sebab
Yang akan kita persembahkan
Kepada yang bukan nyata
Dan bukan tidak nyata
Lantas kenapa kita rakus
Merenggut setiap persemaiannya
Dan merampas setiap embun semesta
Yang akan kita gunakan
Untuk menetes
Pohon..pohon…akar…akar
Walaupun
(Rahmad Winarto)

puisi hmi cabnag surakarta....

NASKAH ANTOLOGI PUISI
PPA HMI CABANG SURAKARTA 2007-2008
Sekolah Kader I (28 Maret 2007, Mabes HMI Cabang Surakarta)
Lelah Hati saat tidak bertemu
Bertindak dengan merangkak
Temukan cahaya terang di sana
Sujudku dalam Islam
Bunga surga taburkan wangi
hiasi bau istanaMu
bagai insan yang tak mengerti
naungan dalam kebodohan
apa tujuan hidup
mengapa harus ada kehidupan
siapa yang tahu…
siapa yang peduli…
tak ada…
Iman dan Islam
Slalu dalam hati
Bersyukur dan terus bersyukur
Dengan menyebut namaMu
Jika tak ada neraka dan surga
Apakah kita tetap menyembah
Taat pada Allah dan Rasulnya ?
(Rama Aulia, Komisariat Pertanian)
“Gundah”
Dalam sendiri ku terdiam
Dalam diam ku termenung
Dalam renungan ku terisak
Dalam isak ku-sebut namaMu
Jiwaku terjema gelisah
Rindu berbaur dalam rasa
Aku meratap
Meratap dan meratap
Menembus lorong imajinasi
Akankah rindu ini terobati?
Layaknya luka yang terkena betadine…
kehadiranMu lah yang ku tunggu
miss U Allah….
(Kusumandita Gilar Prawista, Komisariat Fisip UNS)
Tuhan…leraikanlah dunia
Yang menghias dalam hidupku
Karena disitu tidak kumampu
Mencinta dua cinta…
Itu saja…
(anonym)
“Kapan”
Kemarin aku berpikir mengapa aku..
Saat ini kurasakan aku bersaksi
Mungkin besok ku lukis pada
Permukaan dunia kegelapan hampa
Aku bertanya mengapa?
Akankah kaki tenggelam, sendirian
Dan tunjukkan aku hidup bersama
Dan yakinkan untuk terus menapak
Hingga lumpuh dan terburai
(IMS, Mabes HMI Ska)
“Berhenti Berjalan”
Aku memutuskan Untuk berhenti berjalan
Karena aku akan berlari
Kian meriak darah juang ini
Kian berdebar keras detak jantung ini
Aku tidak akan menyerah
Hingga waktu menghantamku jatuh
Aku hanya ingin terbang …
Jiwa ini ingin terbang dengan sayap-sayapnya yang putih..
Hingga waktu menghantamku jatuh…
Aku tidak akan pernah menyerah…
(Eka Nada Shofa Al Khajar)
“Kenapa”
Kenapa harus Saya?
Kenapa bukan mereka, bukan ini, bukan itu
Mana benar, mana salah
Berjalan sesuai mau Dia
Kadang tak pernah ku mengerti
Sampai kini ku tak mengerti
Tak pernah mau ku ikuti aturan
Tapi itu harus ku lakukan
(Sulistiyowati, Wasekum Eksternal)
Kebohongan terbesar kita adalah saat berpikir
Hati kita telah menanam akar dan batang keyakinan
Manakah yang lebih kita yakini?
Kebohongan maslahat
Atau keyakinan laknat
Demi waktu
Dan kita telah berputar dua puluh lebih purnama
Pada Dzat agung
Muasal dan kembali
Akankah menjadi jalang di jalan-jalan
Di lapang-lapang
Di relung-relung
Dan diantara semesta dan kuasa moksa
Karena apa
Ada kemungkinan
Mungkin memang menjadi ada karena
Yang tiada adalah tak ada
(Rahmad Winarto)
Dirimu.
Kebingunganku saat memanggil
Karena tak ada yang memanggil
Kebingunganku saat mendengar
Karena tak ada yang didengar
Kebingunganku saat memaling
Karena tak kenal wajahmu
Kekeringanku
Karena semua rakus kikis
Mana yang ada bentuk
Tapi bukan ada ruang waktu
Mana yang ada singgasana
Tapi bukan kuasa dan kepentingan
Mana yang ada menghitung
Tapi bukan alat ukur
Mana yang ada perintah
Tapi bukan butuh untuk
Mana yang ada wajah
Tapi bukan nyata dan bukan tidak nyata
(Rahmad Winarto)
“Pohon dan Akar walaupun”
Sulit sebab
Mengakar akar akal
Susah sebab
Memetik akar-akar
Jika menanam adalah hakikat
Maka pohonnya ilmu
Dan buahnya bukan karena
Kita menanam
Walaupun
Bukan karena
Sebab buahnya adalah sebab
Yang akan kita persembahkan
Kepada yang bukan nyata
Dan bukan tidak nyata
Lantas kenapa kita rakus
Merenggut setiap persemaiannya
Dan merampas setiap embun semesta
Yang akan kita gunakan
Untuk menetes
Pohon..pohon…akar…akar
Walaupun
(Rahmad Winarto)

untittle

tua adalah terhitung dari angka-angka yang menggambarkan perjalanan hidup seseorang, semakin tua semakin berumur semakin bamyak pengalaman hidup dsemakin bijak menyikapi dinamika hidup yang terjadi.

sudah 5 taun menjadi bagian pergerakan mahasiswa yang sakit bahkan sekarat, perjuangan tidaklah mudah apalagi untuk membangun menyiapkan denah bangunan sebelum membuat pondasi, memilih tempat dan siapa yang akan mengisi. organsasi mahasiswa sekarang sudah berada di titik nadir dengan rentetan aturan-aturan penguasa yang menjadikan mahasiswa sebagai budak-budak baru zaman. mahasiswa adalah agent of change yang kritis, kuat dan mampu menjadi motor perubahan..

setiapnya menjadi ikon perubahan bukan menjadi lembaran-lembaran yang ditumpuk atau diinjak. pemuda adalah jantung dari suatu bangsa, diamana pemikirannya menjadi aliran darah yang bebas berlari dijalan nadi.
sedang gerakannya adalah jantung yang menghidupkan langkah suatu bangsa...
mereka adalah tulang punggung pergerakan negara...
maju mundurnya suatu bangsa terletak di pundak para pemudanya

tidak semstinya budaya menjadi racun yang membelah pemuda dari fitrahnya...