Saturday 10 March 2012

aksi = bukan solusi

Terlalu banyak permasalahn yang terjadi di negri ini. Dari yang besar sampai masalah kecil yang terjadi di kasta paling kacil, seperti jamur yang berkembang di musim hujan. Terlalu kompleks memang, saya pikir siapapun presidennya, jika tidak lebih cerdas dari Habiebie, percuma saja. Butuh waktu yang lama agar bangsa ini, khususnya masyaraktnya sebagai motor gerak menjadi lebih arif dan bijaksana. Self of belonging yang masih rendah, tingkat pendidikan yang tidak merata, berakibat pada pembangunan dan kesadaran akan kebutuhan  yang masih rendah.

Dalam beberapa hari ini, kita kembali dikejutkan dengan isu naiknya BBM yang akan di mulai awal april mendatang. Teringat katika tahun kenaikan BBM menjadi Rp. 5000, saya dan bebrapa kawan dari lintas pergerakan berduyun-duyun ke depan kantor wali kota, meneriakan ketidak setujuan atas kenaikan BBM. Tapi setelah itu, apa yang terjadi, BBM masih tetap naik, dan rakyat masih tetap menderita karena semua bahan pokok ikut-ikutan melonjak.

Pada era soekarno, lebih tepatnya era Soe Hok Gie, aksi adalah batu tapal perjuangan mahasiswa. mereka melihat pengakaran penguasa yang berakibat korupsi di tubuh pemerintah. Idealis mereka menggerakan kaki-kaki usang mahasiswa, untuk menjadi corong bagi rakyat, kaum termaginalkan, terpinggirkan, sebagai budak jaman. Itu dulu, dulu sekali ketika hanya itu untuk mengingatkan penguasa menjalankan tugasnya sebagai kepala negara, mengayomi dan menjalankan UUD 45 dengan benar. Itu dulu, ketika ilmu pengetahuan masih dimiliki segelintir orang, dimana penelitiab-penilitian belum berkembang seperti pada saat ini.

Kaum muda adalah harapan suatu bangsa, mereka mempunyai peran penting sebagai punggung kemajuan. Namun yang menjadi pertanyaan, seberapa peduli pemuda kepada bangsanya...
hanya segelintir orang, yang mau ikut berperan dalam pembangunan, pergaulan yang membenarkan segala kesenangan dan kepuasan menjadi kiblat tersendiri...
ini apa kawan-kawan
bahkan pejuang penurunan tahta rezim rde baru, yang mewariskan aksi pasca reformasi.,
mendadak dalam kurun waktu beberapa tahun terahir ini sudah tidak di anggap seksi danmememcahkan masalah
seperti apa yang terjadi di masyarakat, masih tetap menderita walau aksi digelar
bahkan pasca reformasi, masyarakat semakin menderita,
bahan pokok melonjak tidak terkira tinggi
panasnya politik mempengaruhi stabilitas ekonomi
banyak saham-saham dari investor yang di tarik kembali, karna alasan keamanan dan belum stabilnya keadaan politik di dalam bangsa

seperti apa yang sudah saya post, bahwa yang saya tahu aksi mempunyai alur tersendiri
pengawalan isu dengan diskusi dan penelitian
sampai penyempaian aspirasi dengan baik...mulai dengan pertemuan secara lembaga, penyadaran masyarakat, samapai yang paling terakhir pada aksi turun ke jalan

Aksi bukan satu-satunya jalan keluar
kita bisa lebih bermanfaat dengan memberi jalan keluar alternatif bagi masyarakat...
harga BBM naik tidak bisa di toleril
karena memang konsumsi masyarakat kita sudah jauh melampui priduksi dalam negri
turun kebawah, membantu dalam hal nyata
itu jauh lebih tepat sasaran dari pada berteriak kepada pemimpin yang sudah tidak mau mendengar aspirasi

Kibaran hijau-hitam dalam kenangan


Kibaran hijau-hitam dalam kenangan
9 maret 2012
01.14






Sekarang..
Aku berhenti berlari
Bukan karena aku benci untuk lelah
Bukan juga karena jalan yang tak pernah datar
Namun, memang inilah saat yang tepat untuk berhenti

Banyak yang akan ku rindukan
Saat kita berteriak bersama
Salam semangat perjuangan hijau-hitam
Meneriakan simbol-simbol kesengsaraan
Pencidraan kemanusiaan oleh kepentingan-kepentingan
Ku rindukan iklim diskusi dengan kaum yang tidak pernah lelah
Tidak pernah lelah menajamkan pemikirannya
Filsuf muda Y.81

Kenangan itu menggelora kawan..
Saat aku dan anak-anak ku melihat generasi muda
Melakukan seperti apa yang kita lakukan tempo dahulu
Itu kita kawan, bertahun-tahun lalu
Semangat yang membara merobohkan tembok besar sebuah rezim jaman

Aku akan tetap di sini
Menepati kursi yang sama
Dengan dunia yang berbeda
Hijau-hitam akan selalu menjadi bagian
Dalam kenangan bersama kalian,
Pejuang yang mengisi reformasi
Deokrasi yang belum tegak berdiri