Thursday, 17 March 2011

pengemis bagian dari profesi dunia kerja


Jangan heran, kaget atau shock ketika membaca judul yang tertera di atas. Karena segala sesuatunya punya sebab musabab.

Mari kita bahas bersama prof bangsa rama kuno dr pulau yang tak terjangkau akal pikiran manusia,
secara tuntas dan ndak jelas ;D
hehee

Di era sebelum masehi, pengemis sudah menjamur hampir di setiap sudut, seperti di pojok pasar, dipinggir-pinggir jalan atau di daerah keramaian. Hal ini jelas karena faktor kemiskinan yang mencekik leher-leher kaum termarginal itu. Hal ini biasanya karena mental yang buruk, pemerintah bertanggung jawab atas terbentuknya mental rakyat yang tangguh dan mandiri, melalui pembinaan atau traing-traing tertentu. Jika di tarik ke atas, mungkin juga karena kebijakan pemerintahan pada saat itu yang timpang, seperti kebijakan mata pisau yang lebih tumpul pada sisi atas.
Jadi jika hal itu terjadi, bisa juga kita simpulkan bahwa yang melahirkan pengemis pada era sebelum masehi adalah pemerintah dan rakyat papan atas ;D benarkah??

Pada era modernitas, sekarang maksudnya. Tempatnya juga lebih subur, seperti kampus, lampu merah, atm atau tempat-tempat wisata dan belanja. Pengemis sudah menjadi profesi baru di dunia pekerjaan, dan omsetnya pun tidak kalah dengan PNS golongan III. Individu yang tertarik di dalamnya tidak hanya diisi oleh kaum-kaum marginal, seperti apa yang di kemukan diatas. Namun individu-individu yang masih mampu dalam tenaga, berfikir dan usaha pun juga ada. Bahkan pergerakan ini sudah terstruktur. Lihat saja pada film berjudul "10" yang saya kira hanya imagine penulis sknario saja, tapi hal itu benar-benar nyata di sekitar kita.

Jika di posisikan sperti jaman sebelum masehi, apa profesi ini juga lahir dari rahim pemerintah dan rakyat papan atas??
Mari kita jawab dengan serenta. . .

Ya !!

Jauh lebih parah dari sebelumnya, di era sekarang kita tidak hanya mendukung pemerintah, tapi juga ikut serta memupuk mental-mental peminta-minta. O ya?
yup. . .
Ini adalah dosa kita, dosa turunan yang akan kita wariskan ke anak cucu kita. .

Lalu bagamina kita mensikapinya. . .

Ada sebuah cerita, bahwa ada hari dimana banyak orang yang mau mensedekahkan hartanya, tapi tidak ada yang mau disedekahi.
Sebenernya. , kita masih bersyukur, karna ada yang mau menerima sedekah kita.

boleh saja kita membantu, tapi dengan cara dan niat yang benar...
Artinya, dalam hal ini jangan sampai sedekah kita ikut memupuk. Berikan pancing, jangan berikan ikan

contoh yang nyata adalah, bagai mana membina mental-mental rendah itu...
bicara tentang miskin dan segalanya...
saya pikir itu hanya sebuah pilihan untuk hidup...
mau berusaha menjadi lebih baik atau tidak..
seperti kata manusia paling bijak...bermimpilah...
tapi jika hanya bermimpi tanpa mau mewujudkan mimpi itu menjadi sebuah kenyataan dengan cara berusaha sebesar mimpi itu...
namanya berkhayal...


;D

No comments: